Hallo..hallo akhirnya kalian ke blog saya yang acakadut
ini lagi. Walaupun bukan karena inisiatif sendiri nggak apa-apa. Seenggaknya
kalian udah meluangkan waktu kalian yang sangat berharga buat mampir *terharu*.
Oke saya mau ngasih pengumuman nih, akhirnya saya bisa buat cerita saya sendiri. Nggak
tau juga sih ini tergolong cerpen atau novel, asli saya masih cupu dalam bidang
yang kaya begituan. Jadi sebut saja ini cerita. Mboh lah cerita apa. Tapi mau saya buat pake episode nih brad biar kaya sinetron hahaha nggak ding, biar enak dibaca aja. Biar ceritanya nggak terlalu kepanjangan, takutnya ntar kalau kepanjangan malah buat muntah. Udah ah, ini saya posting buat openingnya dulu ya.
Cekidot brad~
Love Is Ngaco. Love itu cinta, dan ngaco itu saya.
Jadi bisa ditarik kesimpulan cerita ini menceritakan jatuh bangun saya yang
kerennya nauzubillah dalam menghadapi agresifitas cewek di jaman sekarang ini,
seagresif kucing kampung yang udah lama nggak ketemu sama ikan asin lantaran
LDR. Tuh kan ngaco. Yah sebut saja ini cerita Cinta Ngaco yang nggak patut buat
di tiru walaupun terkadang memang sering terjadi disekitar kita, disekitar alay
lebih tepatnya. Jangan mengharapkan lebih dari cerita ini, semacam kata
mutiara, atau kata emas. Karna jujur, saya nggak sanggup buat memberikan itu
semua kepada pembaca. Aduh ngaco lagi.
Oh iya dari tadi udah ngomong ngalor ngidul tanpa tahu arah dan tujuan pembicaraan. To the point
aja ya, kalian udah pada ngerti ngaco belum? Bukan bukan, ngaco itu bukan semacam
makanan atau semacam aliran musik boyband. Ngaco itu adalah dimana ketika dua
orang yang terpisahkan oleh jarak dan waktu bisa dipertemukan dalam sebuah
acara reality show “Doraemon dan Pintu Ajaib” absurd memang, tapi ya emang kaya
gitu ngaco yang baik dan benar. Semakin ngaco semakin heboh goyangnya. Kok jadi
berasa ditengah kerumunan dangdut koplo gini ya.
Buat saya, ngaco itu adalah sebagian dari hidup. Nggak
ngaco nggak gaul. Jadi buat kalian yang nggak pengen dikatain cemen, ngaco aja,
selagi ngaconya masih dalam konteks sewajarnya dan nggak mulai berlarian
muterin lapangan dengan telanjang dada sambil berteriak “Saya Ridho Rhoma”
dengan vibra ala Krisdayanti. Ngaco itu fase dimana ketika galau udah dalam
tingkat yang memprihatinkan. Galau pada tingkat ini ditunjukkan dengan gejala tatapan
kosong yang selaras dengan hati yang kosong karena kurangnya asupan cinta. Jadi
jangan heran ketika seseorang mulai ngaco yang berlebihan, ini berarti orang itu
sangat lama tidak mendapat asupan cinta.
Ngaco itu indah, kalau nggak ngaco nggak mungkin saya
ada inspirasi tentang cerita ngaco kaya gini. Walaupun ngaco tapi kalau nggak
di seriusin juga nggak bakalan jadi tulisan kan. Saya ngambil tema ngaco ini
karena ngaco itu simple. Siapa sih yang nggak pernah ngaco selama hidupnya. Dan
karena indahnya ngaco itu juga saya membuat cerita ini. Jadi jangan heran
dengan semua ngaco moment yang saya tuangkan dalam cerita ini. Cerita Cinta
Ngaco mungkin lebih tepatnya. Dengan ini saya mempersembahkan Love Is Ngaco.
Muehuehuehue berasa kaya udah punya buku sendiri nih pake acara opening opening segala. Sampai jumpa di next episode of Love Is Ngaco ya~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar